Minggu, 26 April 2015

PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL



PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
PENDAHULUAN
Suatu rencana ekonomi memerlukan data yang komperhensif dan teratur sehingga kebijakan ekonomi yang ditentukan akan mendapatkan tingkat kepastian yang tinggi. Perhitungan pendapatan nasional sangat diperlukan dalam teori maupun kebijakan makro ekonomi
A.    Pengertian Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah ukuran nilai output berupa barang dan jasa yang dihasilkan suatu Negara dalam periode tertentu biasanya selama satu tahun. Perhitungan pendapatan nasional dapat mepersiapkan kita menghadapi berbagai masalah sentral yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, siklus usaha, hubungan antara kegiatan ekonomi dan pengangguran serta ukuran dan factor – factor penetu inflasi.
Data Pendapatan Nasional (Gross National Product) adalah dapat membantu para perumus kebijakan untuk menjalankan perekonomian menuju tercapainya sasaran atau tujuan nasional. GNP ( Gross National produk Product : Pendapatan National Bruto). GNP adalah nilai total nominal barang dan jasa yang dihasilkan suatu Negara selama satu tahun tertentu.
Di mana GNP itu adalah pendapatan total dan juga sama dengan pengeluaran total
( Y = E)
Di mana Y = C + I + G + (X – M)
Keterangan :    Y  = Pendapatan total  C  = Consumption
                        I  = Investmant  X = Exspor  I  =  Impor   
Kita perlu memahami GNP rill dan GNP nominal karena ini adalah merupakan sesuatu yang penting karena adanya inflasi. GNP Nominal adalah penetapan nilai dari GNP adalah didasarkan dengan harga berlaku. Misalnya ada satu Negara yang hanya memproduksi satu produk seperti jagung. Misal hasilnya dalam tahun pertama adalah 1000 karung jagung dan harga adalah Rp. 400 maka GNP Nasional adalah P x Q = 400 x 1000 = Rp. 400.000.
GNP rill adalah penetapan nilai GNP adalah berdasarkan pada harga yang sama atau dollar/ rupiah yang konstan, biasanya disebut GNP harga konstan. Sehingga nilai keduanya dalah berbeda. Sebagai contoh misalnya ada  Negara yang menghasilkan jagung 1000 karung pada tahun 1 dan 1010 pada tahun ke – 2, hatga jagung pada tahun 1 dan tahun ke – 2 yang berlaku pada pasar adalah $2 dan $2.50. maka GNP nominal Negara tersebut pada tahun 1 adalah
PQ = 2 x 1000 =  $2000.
Dan tahun ke -2 adalag PQ = 2,50 x 1010 = $2.525. sehingga kita lihat bahwa pertumbuhan GNP nya adalah :
 x 100%
 x 100% = 26,25 %
Sebenarnya pertumbuhan ekonomi pada kasus di atas secara actual adalah tidak benar kerana adanya inflasi.untuk mendapatkan output rillnya adalah perlu kita gunakan deflator GNP. Misalnya bahwa tahun dasar kita adalah tahun 1. Yaitu harga $2 merupakan tolak ukur P1 = 1. Maka indeks harga untuk tahun kedua adalah P2 = $2,50 : $2 = $1,25. Inilah merupakan indeks harga kosntan. Maka dengan demikian nahwa GNP rill pada tahun 1 adalah $2000 :1 = $2000. Dan pada tahun kedua adalah $2.525 : $1,25 = $2.020.
Dengan menggunakan rumus di atas :
 x 100%
 x 100% = 1 %
Jadi dapat diketahui bahwa GNP tumbuh hanya 1% saja.
Ada beberapa istilah yang dipakai untuk menilai tingkat produksi istilah yang dipakai untuk menilai tingkat produksi suatu Negara yaitu.
  • Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk Domestik Bruto (Gross Domestic product) atau (GDP = PDB) adalah jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.  Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan.
  • Produk Nasional Bruto (GNP)  
 Product Nasional Bruto ( Gross nasional product) atau (PNB = GNP) adalah meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
  • Produk  Nasional Neto (NNP)
Product Nasional Netto (Net Nasional Product) atau PNN = NNP adalah jumlah nilai barang dan jasa yang diperoleh dengan cara mengurangi GNP dengan penyusutan (depresiasi).
  • Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Netional Income ( PN = NI) adalah ) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah.
National Income di bedakan menjadi personal income (PI) dan pendapatan siap pakai (DI) yaitu :
  • Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang dan  bunga utang pemerintah.

  • Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung.
Contoh :
 Jika diketahui Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2004 adalah Rp 131.101,6 Miliar. Pendapatan/Produk neto terhadap Luar Negeri Rp 4.955,7 Miliar, Pajak tidak Langsung Rp 8.945,6 Miliar, Penyusutan Rp 6.557,8 Miliar, Iuran Asuransi Rp 2,0 Miliar, Laba ditahan Rp 5,4 Miliar, Transfer Payment Rp 6,2 Miliar dan Pajak Langsung Rp 12,0 Miliar. Hitunglah : GNP,NNP,NI, PI, DI.
Jawab :
a). GNP            = GDP + Produk Neto terhadap Luar Negeri= Rp 131.101,6 Miliar + Rp 4.955,7 Miliar
             = Rp 136.057,3 Miliar
b). NNP           =  GNP – Penyusutan=  Rp 136.057,3 Miliar – Rp 6.557,8 Miliar
            = Rp 129.499,5 Miliar
c). NI               = NNP – Pajak tidak Langsung= Rp 129.499,5 Miliar – Rp 8.945,6 Miliar
= Rp 120.553,9 Miliar
d). PI               = (NI + Transfer Payment) – (iuran asuransi + iuran jaminan sosial + Laba di tahan +Pajak Perseorangan)= (Rp 120.553,9 Miliar + Rp 6,2 Miliar) – (Rp 2,0 Miliar + Rp 5,4 Miliar)
= Rp 120.560,1 Miliar – Rp 7,4Miliar
= Rp 120.552,7 Miliar
e). DI                = PI – Pajak Langsung = Rp 120.552,7 Miliar – Rp 12,0 Miliar
                        = Rp 120.540,7 Miliar.
Pada perhitungan GNP perlu dihindari perhitungan ganda (double account). Maka cara perhitunganya adalah :







Sektor
Hasil Produksi
Nilai output
Nilai Input
Nilai Tambah
OPS
IPS
VAS
Primer
     Pertanian
Sekunder
     Pemintalan
     Pertenunan
     Pembatikan
Tertier
     Penjahitan
     Perdagangan

Kapas

Benang
Kain mori
Kain batik

Baju batik
Baju batik

5000

800
1200
1750

3750
5000

0

500
800
1200

1750
3750

500

300
400
550

2000
1250
Total
13. 000
8000
5000

Jadi PDB adalah jumlah VA yaitu Rp. 5000 dengan kata lain bahwa PDB adalah penjumlahan dari nilai tambah yang dihasilkan oleh masing – masing sektor. Jadi bukan 13.00 karena pada penjumlahan ini sudah terdapat double account.
Keterangan :
VAS => Tambahan nilai masing – masing sektor
OPS => Keluaran sektor
IPS => Masukan sektor
Daftar GNP adalah rasio GNP nominal dalam tahun tertentu terhadap GNP rill dan ia merupakan ukuran inflasi dari periode harga dasar dihitung. Rumusnya adalah :
            1 B =   x I D
Keterangan :   I B       : indeks baru dari tahun yang bersangkutan
                        I T       : Indeks lama yang dijadikan tahun dasar baru
                        I D       : Indeks lama dari tahun yang bersangkutan
Maka cara menghitung GNP menurut harga konstan adalah :
GNP HKX =  GNPHKX
Atau
GNP HKX = =
KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL
            Perekonomian dapat dikatakan dalam keseimbangan jika pengeluaran agregat sama dengan pendapatan nasional. Tingkat output ( pendapatan nasional ) yang tercapai pada kondisi keseimbangan tersebut dikenal sebagai pendapatan nasional dalam keseimbangan atau juga disebut output keseimbangan. Untuk selanjutnya agar dapat kita membedakan bahwa pendapatan nasional keseimbangan atau output keseimbangan donotasikan Y’.        
                Titik E adalah titik potong antara kurva Y = AE dengan kurva C + I adalah menggabarkan kondisi keseimbangan dimana tingkat output adalah Y’ ( model perekonomian dua sector).
Model Keseimbangan Perekonomian Tertutup Dua Sektor.
                Model keseimbangan yang paling sederhana model Keynesian adalah model perekonomian tetutup dua sector. Pada perekonomian ini bahwa Negara tidak melakukan hubungan ekonomi internasional, perekonomian terdiri dari rumah tangga dan dunia usaha. Ada dua cara untuk mendapatkan tingkat pendapatan nasional keseimbangan yaitu dengan cara : a). Y = C + I    b). I = S
Cara pertama : Y = C + I                    ( persamaan pokok : C = a + cY
                                                            Maka : Y = a + c Y + I
                                                             Y – c Y = a + I
                                                (I – c)Y = a + I                       
                                                Y =  (a + I)
Cara ke 2 yaitu I = S
S = I  
Y – c = I
Y – (a + c Y) = I
Y – a – c Y = I
(I – c) Y = a + I                       Dengan cara kedua bahwa pendapatan nasional akan
Y =  (a + I)                        mencapai ekuilibrium pada tingkat pendapatan nasional
           
Multiplier (Penggandaan)
          Keynes mendefenisikan multiplier sebagai rasio pasti antara pendapatan dan investasi serta subyek penyederhanaan tertentu, antara jumlah pekerjaan dan tenaga kerja yang diperkerjakan pada investasi langsung. Angka penggandaan menggambarkan perbandingan diantara jumlah pertambahan / pengurangan dalam pendapatan nasional dengan jumlah pertambahan / pengurangan dalam pengeluaran agregat yang telah menimbulkan perubahan dalam pendapatan nasional.
Sehingga menghasilkan rumus : KI =    
Membuktikan keseimbangan pendapatan nasional dan persamaan
(Y = C +I dan S = I)
Keseimbangan Pendapatan Nasional dalam Perekonomian Tiga Sektor
                Dalam perekonomian tiga sector kegiatan ekonominya jauh lebih sulit dianalisi dari perekonomian sebelumnya. Perekonomian tiga sector yang dimaksud adalah terdiri dari :
1.      Sector Rumah Tangga
2.      Sector Perusahaan
3.      Sector Pemerintah
          Pada perekonomian tiga sector ada dua perubahan penting dalam proses penetuan keseimbangan pendapatan nasional yaitu :
1.      Pajak di pungut oleh pemerintah yang akan mengurangi pengeluaran agregat melalui pengeluaran konsumsi rumah tangga.
2.      Pajak yang dipungut pemerintah memungkinkan pembelanjaan pemerintah naik akan menaikkan pembelajaan agregat.
          Perubahan – perubahan diatas berpengaruh pada keseimbangan pendapatan nasional. Syarat keseimbangan pendapatan nasional sama dengan pengeluaran dan  pendapatan atau (AS = AD).   C +  I + G = Y = C + S + T
                Maka keseimbangan pendapatan nasional berlaku persamaan C +  I + G = Y = C + S + T (ruas kiri dan kanan masing – masing dikurangi C). Maka I + G = S + T (pada perekonomian tiga sector ini I dan G adalah suntukan dan S dan T adalah bocoran.
                Dapat disimpulkan bahwa  dalam perekonomian tiga sector yang  mencapai keseimbangan berlaku keadaan :
Y = C + I = G dan
I + G = S + T
I + G + Tr = S + T
                Ingat kembali bahwa pada waktu membahas perhitungan pendapatan nasional, bahwa pendapatan nasional dikurangi pajak ditambah transfer payment dari pemerintah adalah disposible income maka matematikanya YD + Y + Tr – Tx.
Dimana :
YD = Pendapatan Disposible
Y = Pendapatan Nasional
Tr = Transfer Payment
Tx = Pajak Kepada Pemerintah
Fungsi konsumsi pada perekonomian tiga sector adalah :
C = a + c YD
Sedangkan fungsi saving nya adalah :
          S  = YD – C
              = YD – (a + c YD)
              =  YD – a – c YD
                   = ( 1 –C) YD – a (fungsi saving)
Mengingat : YD = Y + Tr + - Tr maka fungsi konsumsi adalah
C = a + C (Y + Tr + - Tr)  atau
C = a + c Y + c Tr –  c Tx dan
Fungsi saving => S = ( 1 – C)  (Y + Tr – Tx) – a
Atau S = (1 – C) Y + (1 – C ) Tr – Tx) – a
Atau S = s Y + s Tr – s Tx – a (Dimana s adalah MPS)
Pendapatan Nasional Ekuibilirium
                Pendapatan disposable adalah pendapatan yang siap untuk dibelanjakan dalam persamaan matematinya adalah :
                YD = Y + Tr – Tx sehingga
                Y = YD  - Tr + Tx
Karena pendapatan disposable digunakan untuk konsumsi dan sisanya untuk ditabung maka ;
                YD = S + C
Maka       C + I +G = Y – YD – Tr + Tx sehingga
                C + I +G = C + S – Tr + Tx berarti
                I + G + Tr = S + Tx merupakan syarat keseimbangan
                Akan kita coba untuk menurunkan syarat keseimbangan pendapatan nasional dengan rumus yaitu :
:                Y = C + I+ G
                             C = a + c YD
Maka :                  Y = C + I +G
                             = a + c YD + I + G
                             = a + c ( Y + Tr – Tx) + I + G
                             = a + c Y + cTr  - c Tx + I + G
                Y – c Y = a + c Tr – c Tx + I + G
                (1 – C) Y = a + c Tr – c Tx + I + G
                            Y ekuibilirium

 


DAFTAR PUSTAKA
Team Pengampu. Teori Makro ekonomi. Medan. Universitas Negeri Medan. 2015
N. Gregory Mankiw imam Nurmawan. Teori Makro Ekonomi. Jakarta. Erlangga . 2003
Ritongga Dkk. Teori Ekonomi. Jakarta. Erlangga. 1999
Sukirno Sadono.Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta Raja.Gafindo.2004

   


Tidak ada komentar:

Posting Komentar