PERHITUNGAN
PENDAPATAN NASIONAL
PENDAHULUAN
Suatu rencana ekonomi memerlukan data yang
komperhensif dan teratur sehingga kebijakan ekonomi yang ditentukan akan
mendapatkan tingkat kepastian yang tinggi. Perhitungan pendapatan nasional
sangat diperlukan dalam teori maupun kebijakan makro ekonomi
A.
Pengertian
Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah ukuran nilai output
berupa barang dan jasa yang dihasilkan suatu Negara dalam periode tertentu
biasanya selama satu tahun. Perhitungan pendapatan nasional dapat mepersiapkan
kita menghadapi berbagai masalah sentral yang berkaitan dengan pertumbuhan
ekonomi, siklus usaha, hubungan antara kegiatan ekonomi dan pengangguran serta
ukuran dan factor – factor penetu inflasi.
Data Pendapatan Nasional (Gross National Product)
adalah dapat membantu para perumus kebijakan untuk menjalankan perekonomian
menuju tercapainya sasaran atau tujuan nasional. GNP ( Gross National produk
Product : Pendapatan National Bruto). GNP adalah nilai total nominal barang dan
jasa yang dihasilkan suatu Negara selama satu tahun tertentu.
Di mana GNP itu adalah pendapatan total dan juga
sama dengan pengeluaran total
( Y = E)
Di
mana Y = C + I + G + (X – M)
Keterangan
: Y = Pendapatan total C =
Consumption
I = Investmant X = Exspor I
= Impor
Kita perlu memahami GNP rill dan GNP nominal karena
ini adalah merupakan sesuatu yang penting karena adanya inflasi. GNP Nominal
adalah penetapan nilai dari GNP adalah didasarkan dengan harga berlaku.
Misalnya ada satu Negara yang hanya memproduksi satu produk seperti jagung.
Misal hasilnya dalam tahun pertama adalah 1000 karung jagung dan harga adalah
Rp. 400 maka GNP Nasional adalah P x Q = 400 x 1000 = Rp. 400.000.
GNP rill adalah penetapan nilai GNP adalah
berdasarkan pada harga yang sama atau dollar/ rupiah yang konstan, biasanya
disebut GNP harga konstan. Sehingga nilai keduanya dalah berbeda. Sebagai
contoh misalnya ada Negara yang
menghasilkan jagung 1000 karung pada tahun 1 dan 1010 pada tahun ke – 2, hatga
jagung pada tahun 1 dan tahun ke – 2 yang berlaku pada pasar adalah $2 dan
$2.50. maka GNP nominal Negara tersebut pada tahun 1 adalah
PQ = 2 x 1000 =
$2000.
Dan tahun ke -2 adalag PQ = 2,50 x 1010 = $2.525.
sehingga kita lihat bahwa pertumbuhan GNP nya adalah :
x 100%
x 100% = 26,25 %
Sebenarnya pertumbuhan ekonomi pada kasus di atas secara actual
adalah tidak benar kerana adanya inflasi.untuk mendapatkan output rillnya
adalah perlu kita gunakan deflator GNP. Misalnya bahwa tahun dasar kita adalah
tahun 1. Yaitu harga $2 merupakan tolak ukur P1 = 1. Maka indeks harga untuk
tahun kedua adalah P2 = $2,50 : $2 = $1,25. Inilah merupakan indeks harga
kosntan. Maka dengan demikian nahwa GNP rill pada tahun 1 adalah $2000 :1 =
$2000. Dan pada tahun kedua adalah $2.525 : $1,25 = $2.020.
Dengan menggunakan rumus di atas :
x 100%
x 100% = 1 %
Jadi dapat diketahui bahwa GNP tumbuh hanya 1% saja.
Ada beberapa istilah yang dipakai untuk
menilai tingkat produksi istilah yang dipakai untuk menilai tingkat produksi
suatu Negara yaitu.
- Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk
Domestik Bruto (Gross Domestic product) atau (GDP = PDB) adalah jumlah nilai produk berupa barang
dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu
negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil
produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang
beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan.
- Produk Nasional Bruto (GNP)
Product Nasional Bruto ( Gross nasional
product) atau (PNB = GNP) adalah meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan
oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil
produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar
negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi
di wilayah negara tersebut.
- Produk Nasional Neto (NNP)
Product Nasional Netto (Net Nasional
Product) atau PNN = NNP adalah jumlah nilai barang dan jasa yang diperoleh
dengan cara mengurangi GNP dengan penyusutan (depresiasi).
- Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Netional Income
( PN = NI) adalah ) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa
yang diterima oleh masyarakat
sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang
pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung
adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak
penjualan, pajak hadiah.
National
Income di bedakan menjadi personal income (PI) dan pendapatan siap pakai (DI)
yaitu :
- Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal
Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam
masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun.
Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer
payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan
merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian
pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan
sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang dan bunga utang pemerintah.
- Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable
Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang
dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi
investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income
(PI) dikurangi dengan pajak langsung.
Contoh :
Jika diketahui Produk
Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2004 adalah Rp 131.101,6 Miliar.
Pendapatan/Produk neto terhadap Luar Negeri Rp 4.955,7 Miliar, Pajak tidak
Langsung Rp 8.945,6 Miliar, Penyusutan Rp 6.557,8 Miliar, Iuran Asuransi Rp 2,0
Miliar, Laba ditahan Rp 5,4 Miliar, Transfer Payment Rp 6,2 Miliar dan Pajak
Langsung Rp 12,0 Miliar. Hitunglah : GNP,NNP,NI, PI, DI.
Jawab :
a).
GNP = GDP + Produk Neto terhadap Luar Negeri= Rp
131.101,6 Miliar + Rp 4.955,7 Miliar
= Rp 136.057,3 Miliar
b).
NNP = GNP – Penyusutan= Rp 136.057,3 Miliar – Rp 6.557,8 Miliar
= Rp
129.499,5 Miliar
c).
NI = NNP – Pajak tidak
Langsung= Rp 129.499,5 Miliar – Rp 8.945,6 Miliar
=
Rp 120.553,9 Miliar
d).
PI = (NI + Transfer
Payment) – (iuran asuransi + iuran jaminan sosial + Laba di tahan +Pajak Perseorangan)=
(Rp 120.553,9 Miliar + Rp 6,2 Miliar) – (Rp 2,0 Miliar + Rp 5,4 Miliar)
=
Rp 120.560,1 Miliar – Rp 7,4Miliar
=
Rp 120.552,7 Miliar
e).
DI = PI – Pajak Langsung = Rp 120.552,7 Miliar –
Rp 12,0 Miliar
=
Rp 120.540,7 Miliar.
Pada perhitungan GNP perlu dihindari perhitungan ganda (double
account). Maka cara perhitunganya adalah :
Sektor
|
Hasil Produksi
|
Nilai output
|
Nilai Input
|
Nilai Tambah
|
OPS
|
IPS
|
VAS
|
||
Primer
Pertanian
Sekunder
Pemintalan
Pertenunan
Pembatikan
Tertier
Penjahitan
Perdagangan
|
Kapas
Benang
Kain mori
Kain batik
Baju batik
Baju batik
|
5000
800
1200
1750
3750
5000
|
0
500
800
1200
1750
3750
|
500
300
400
550
2000
1250
|
Total
|
13. 000
|
8000
|
5000
|
Jadi PDB adalah jumlah VA yaitu Rp. 5000 dengan kata lain
bahwa PDB adalah penjumlahan dari nilai tambah yang dihasilkan oleh masing –
masing sektor. Jadi bukan 13.00 karena pada penjumlahan ini sudah terdapat
double account.
Keterangan
:
VAS
=> Tambahan nilai masing – masing sektor
OPS
=> Keluaran sektor
IPS
=> Masukan sektor
Daftar GNP adalah rasio GNP nominal dalam tahun tertentu
terhadap GNP rill dan ia merupakan ukuran inflasi dari periode harga dasar
dihitung. Rumusnya adalah :
1 B =
x I D
Keterangan
: I B
: indeks baru dari tahun yang bersangkutan
I T : Indeks lama yang dijadikan tahun dasar
baru
I D : Indeks lama dari tahun yang
bersangkutan
Maka
cara menghitung GNP menurut harga konstan adalah :
GNP
HKX = GNPHKX
Atau
GNP
HKX = =
KESEIMBANGAN PENDAPATAN
NASIONAL
Perekonomian dapat dikatakan dalam
keseimbangan jika pengeluaran agregat sama dengan pendapatan nasional. Tingkat
output ( pendapatan nasional ) yang tercapai pada kondisi keseimbangan tersebut
dikenal sebagai pendapatan nasional dalam keseimbangan atau juga disebut output
keseimbangan. Untuk selanjutnya agar dapat kita membedakan bahwa pendapatan
nasional keseimbangan atau output keseimbangan donotasikan Y’.
Titik E adalah titik potong
antara kurva Y = AE dengan kurva C + I adalah menggabarkan kondisi keseimbangan
dimana tingkat output adalah Y’ ( model perekonomian dua sector).
Model Keseimbangan
Perekonomian Tertutup Dua Sektor.
Model keseimbangan yang paling
sederhana model Keynesian adalah model perekonomian tetutup dua sector. Pada
perekonomian ini bahwa Negara tidak melakukan hubungan ekonomi internasional,
perekonomian terdiri dari rumah tangga dan dunia usaha. Ada dua cara untuk
mendapatkan tingkat pendapatan nasional keseimbangan yaitu dengan cara : a). Y
= C + I b). I = S
Cara
pertama : Y = C + I (
persamaan pokok : C = a + cY
Maka
: Y = a + c Y + I
Y – c Y = a + I
(I
– c)Y = a + I
Y
= (a + I)
Cara
ke 2 yaitu I = S
S = I
Y – c = I
Y – (a + c Y) = I
Y – a – c Y = I
(I – c) Y = a + I Dengan
cara kedua bahwa pendapatan nasional akan
Y = (a + I) mencapai
ekuilibrium pada tingkat pendapatan nasional
Multiplier
(Penggandaan)
Keynes
mendefenisikan multiplier sebagai rasio pasti antara pendapatan dan investasi
serta subyek penyederhanaan tertentu, antara jumlah pekerjaan dan tenaga kerja
yang diperkerjakan pada investasi langsung. Angka penggandaan menggambarkan
perbandingan diantara jumlah pertambahan / pengurangan dalam pendapatan
nasional dengan jumlah pertambahan / pengurangan dalam pengeluaran agregat yang
telah menimbulkan perubahan dalam pendapatan nasional.
Sehingga menghasilkan rumus : KI =
Membuktikan keseimbangan pendapatan
nasional dan persamaan
(Y = C +I dan S = I)
Keseimbangan Pendapatan
Nasional dalam Perekonomian Tiga Sektor
Dalam perekonomian tiga sector
kegiatan ekonominya jauh lebih sulit dianalisi dari perekonomian sebelumnya.
Perekonomian tiga sector yang dimaksud adalah terdiri dari :
1. Sector
Rumah Tangga
2. Sector
Perusahaan
3. Sector
Pemerintah
Pada perekonomian tiga sector ada dua perubahan penting
dalam proses penetuan keseimbangan pendapatan nasional yaitu :
1. Pajak
di pungut oleh pemerintah yang akan mengurangi pengeluaran agregat melalui
pengeluaran konsumsi rumah tangga.
2. Pajak
yang dipungut pemerintah memungkinkan pembelanjaan pemerintah naik akan
menaikkan pembelajaan agregat.
Perubahan – perubahan diatas berpengaruh pada keseimbangan
pendapatan nasional. Syarat keseimbangan pendapatan nasional sama dengan
pengeluaran dan pendapatan atau (AS =
AD). C + I +
G = Y = C + S + T
Maka keseimbangan pendapatan
nasional berlaku persamaan C + I + G = Y
= C + S + T (ruas kiri dan kanan masing – masing dikurangi C). Maka I + G = S +
T (pada perekonomian tiga sector ini I dan G adalah suntukan dan S dan T adalah
bocoran.
Dapat disimpulkan bahwa dalam perekonomian tiga sector yang mencapai keseimbangan berlaku keadaan :
Y
= C + I = G dan
I
+ G = S + T
I
+ G + Tr = S + T
Ingat kembali bahwa pada waktu
membahas perhitungan pendapatan nasional, bahwa pendapatan nasional dikurangi
pajak ditambah transfer payment dari pemerintah adalah disposible income maka
matematikanya YD + Y + Tr – Tx.
Dimana :
YD =
Pendapatan Disposible
Y = Pendapatan Nasional
Tr = Transfer Payment
Tx = Pajak Kepada
Pemerintah
Fungsi konsumsi pada
perekonomian tiga sector adalah :
C
= a + c YD
Sedangkan
fungsi saving nya adalah :
S = YD – C
= YD – (a + c YD)
= YD – a – c YD
=
( 1 –C) YD – a (fungsi saving)
Mengingat
: YD = Y + Tr + - Tr maka fungsi konsumsi adalah
C
= a + C (Y + Tr + - Tr) atau
C
= a + c Y + c Tr – c Tx dan
Fungsi
saving => S = ( 1 – C) (Y + Tr – Tx)
– a
Atau
S = (1 – C) Y + (1 – C ) Tr – Tx) – a
Atau
S = s Y + s Tr – s Tx – a (Dimana s adalah MPS)
Pendapatan Nasional
Ekuibilirium
Pendapatan disposable adalah
pendapatan yang siap untuk dibelanjakan dalam persamaan matematinya adalah :
YD = Y + Tr – Tx sehingga
Y = YD - Tr + Tx
Karena
pendapatan disposable digunakan untuk konsumsi dan sisanya untuk ditabung maka
;
YD = S + C
Maka
C + I +G = Y – YD – Tr +
Tx sehingga
C + I +G = C + S – Tr + Tx
berarti
I + G + Tr = S + Tx merupakan
syarat keseimbangan
Akan kita coba untuk menurunkan
syarat keseimbangan pendapatan nasional dengan rumus yaitu :
: Y
= C + I+ G
C = a + c YD
Maka
: Y = C + I +G
= a + c YD
+ I + G
= a + c ( Y + Tr –
Tx) + I + G
=
a + c Y + cTr - c Tx + I + G
Y – c Y = a + c Tr – c Tx + I +
G
(1 – C) Y = a + c Tr – c Tx + I
+ G
Y
ekuibilirium
DAFTAR PUSTAKA
Team
Pengampu. Teori Makro ekonomi. Medan.
Universitas Negeri Medan. 2015
N.
Gregory Mankiw imam Nurmawan. Teori Makro
Ekonomi. Jakarta. Erlangga . 2003
Ritongga
Dkk. Teori Ekonomi. Jakarta.
Erlangga. 1999
Sukirno
Sadono.Makro Ekonomi Teori Pengantar.
Jakarta Raja.Gafindo.2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar